Jumat, 22 Juli 2011

Cordyceps, Rahasia Stamina Kuat


Cordyceps, Rahasia Stamina Kuat


Jumat, 17 Juli 2009 | 19:22 WIB


Jamur cordyceps yang langka.

KOMPAS.com - Selama berabad-abad, masyarakat Cina mulai dari pelosok desa hingga istana Kaisar sudah memanfaatkan jamur sebagai ramuan penuh khasiat. Di antara berbagai jenis jamur yang tumbuh di sana, Cordyceps sinensis menempati tempat tinggi dalam ilmu pengobatan Cina.


Cordyceps sinensis merupakan jamur langka yang hanya tumbuh di dataran tinggi Tibet. Ia memerlukan waktu 5-7 tahun untuk melengkapi siklus hidupnya. Cordyceps bersifat endoparasitoid, menumpang pada serangga dan hewan artropoda, termasuk kaki seribu.

Coryceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan berbagai rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup. Selain lezat, juga penuh khasiat. Ilmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan orang mengonsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.


Sayang, harga jamur ini sangat mahal, konon lebih berharga dari emas. Karena langka dan harganya sangat mahal, hanya kalangan istana Kaisar saja yang memanfaatkan jamur ini.

eiring dengan perkembangan zaman, inovasi pun terus dilakukan. Lewat penelitian biologis dan uji klinis selama lebih dari 200 cordyceps yang dikumpulkan dari seluruh pelosok Cina, para peneliti berhasil memperoleh strain Cs-4 dari jamur mycelia cordyceps yang punya khasiat setara dengan jamur yang tumbuh alami di dataran tinggi Tibet. Kini manfaat dari jamur tersebut bisa kita dapatkan dalam bentuk kapsul suplemen. Dr.Jia-Shi Zhu,Senior Director of clinical affair and pharmacology dari Pharmanex, mengatakan penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps. Namun, berbeda dari kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan adanya peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Zhu.


Scientists discover how wild mushroom cancer drug works






Scientists have discovered how a promising cancer drug, first discovered in a wild mushroom, works.

The University of Nottingham team believe their work could help make the drug more effective, and useful for treating a wider range of cancers.

Cordycepin, commonly used in Chinese medicine, was originally extracted from a rare kind of parasitic mushroom that grows on caterpillars.

The study will appear in the Journal of Biological Chemistry.

The cordyceps mushroom has been studied by medical researchers for some time



- the first scientific publication on cordycepin was in 1950. However, although the drug showed great promise, it was quickly degraded in the body. It can be given with another drug to combat this - but the second drug can produce side effects that limit its potential use. As a result, researchers turned their

interest to other potential candidate drugs, and exactly how cordycepin worked on the body's cells

remained unclear.

http://newsimg.bbc.co.uk/shared/img/o.gif


Researcher Dr Cornelia de Moor said: "Our discovery will open up the possibility of investigating the range of different cancers that could be treated with cordycepin.

"It will be possible to predict what types of cancers might be sensitive and what other cancer drugs it

may effectively combine with. "It could also lay the groundwork for the design of new cancer drugs

that work on the same principle."

The researchers have also developed a method to test how effective the drug is in new preparations,

and combinations with other drugs, which might solve the problem of degradation more satisfactorily.

Dr De Moor said: "This is a great advantage as it will allow us to rule out any non-runners before

anyone considers testing them in animals." The Nottingham team observed two effects on the

cells - at a low dose cordycepin inhibits the uncontrolled growth and division of the cells, and at high

doses it stops cells from sticking together, which also inhibits growth.


Both of these effects probably have the same underlying mechanism - that cordycepin interferes with how cells make proteins.

At low doses cordycepin interferes with the production of mRNA, the molecule that gives instructions

on how to assemble a protein. And at higher doses it has a direct impact on the making of proteins.

Professor Janet Allen is director of research at the Biotechnology and Biological Sciences Research

Council, which funded the study. She said: "This project shows that we can always return to asking

questions about the fundamental biology of something in order to refine the solution or resolve

unanswered questions. "The knowledge generated by this research demonstrates the mechanisms

of drug action and could have an impact on one of the most important challenges to health."

Source : http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/8428340.stm

Mengungkap Rahasia Kebugaran Bangsa Cina


Hampir seluruh dunia mengakui Cina merupakan negara kaya dengan beragam bahan alami yang dipercaya mampu mendongkrak stamina.

Lihat saja betapa atlet-atlet Negeri Tirai Bambu mampu berprestasi di tingkat internasional, dengan mengandalkan khasiat beragam bahan alami agar berstamina prima. Apa saja semua itu?

Hampir di setiap ajang Olimpiade digelar, atlet-atlet Cina selalu mampu bersaing, bahkan berhasil memecahkan beberapa rekor dunia.


Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, Cina memiliki sumber daya alam luar biasa berbagai sumber alami yang mampu meningkatkan stamina dan tubuh bugar. Kenyataan inilah yang kemudian melahirkan beragam cerita yang berkembang hingga sekarang dan tersebar ke penjuru dunia.

Hal ini tentu tidak terlalu mengejutkan karena sudah menjadi tradisi bahwa pengobatan tradisional Cina memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya batas antara makanan dan obat-obatan sangat kabur. Banyak tanaman obat yang digunakan untuk memasak dan banyak makanan memiliki sifat obat.

Doping jamur

Dalam sejarahnya, obat-obatan tradisional didasarkan pada resep rahasia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu ramuan tradisional asal Cina yang berasal dari produk daging babi yang telah dikeringkan diyakini memiliki kandungan clostebol, sejenis zat aktif bersifat doping, penambah stamina. Ada beberapa jenis herba atau tanaman obat yang diyakini mampu meningkatkan stamina seperti cordyceps, tanaman semak Eleutherococcus senticosis, dan jamur lingzhi.

Seperti diungkapkan DR. Quentin Chen, ahli kedokteran Cina dari Wellness Traditional Medicine, Sydney, Australia, salah satu kunci kehebatan atlet-atlet Cina adalah kemampuannya menjaga stamina, meski telah menjalani latihan yang menguras tenaga. Rahasianya adalah jamur cordyceps.

Jamur yang juga disebut dengan Cordyceps sinensis ini merupakan jamur yang tumbuh liar di daerah barat daya Cina. Dalam bahasa Cina, tumbuhan tersebut dinamakan Dong Chong Yia Cao atau winter warm summer grass, yang berarti herbal musim dingin dengan kehangatan musim panas.

Cordyceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup.

Selain lezat, sup ini juga penuh khasiat. llmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan konsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.

Mengutip Quentin Chen yang juga mempelajari dan meneliti jamur ini sejak beberapa tahun lalu, di Cina permintaan akan cordyceps ini selalu meningkat setiap tahunnya. Apalagi setelah beberapa fakta medis mengungkapkan bahwa keberhasilan para atlet Cina meraih prestasi tertinggi salah satunya karena konsumsi jamur jenis ini.

Menurut peraih gelar doktor medis Barat sekaligus pengobatan tradisional Cina dari Sydney University clan WIT University Melbourne ini, penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps.

Berbeda dengan kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Quentin.

Wujiaseng dan Lingzhi

Selain jamur cordyceps, bahan alami lain yang biasa dimanfaatkan bangsa Tiongkok untuk menjaga stamina adalah herba bernama Eleutherococcus senticosis (wujiaseng atau ciwuja dalam bahasa Cina) dengan bahan aktif ciwujianosides. Herba ini termasuk spesies kecil, semak berkayu dalam keluarga asli Araliaceae yang hidup di daratan Cina. Kemampuannya diidentikkan dengan gingseng.

Tiga bahan aktif di dalam wujiaseng, yakni ginsenosides, eleutherosides, dan ciwujianosides merupakan komponen utama yang disebutkan dapat memberikan efek antistres. Dengan demikian, dapat membantu atlet meningkatkan stamina serta mengurangi rasa letih, sehingga disimpulkan dapat meningkatkan performa dan stamina.

Jamur Lingzhi

Jamur lingzhi, dalam buku pengobatan Tiongkok kuno dijuluki "Jamur dewa" dan menempatkannya pada peringkat pertama di antara seluruh bahan obat yang dikenal saat itu (baik dari golongan hewan, tumbuhan, maupun bahan lainnya). Lingzhi (nama lainnya reishi) aman dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan wanita hamil, dalam kondisi sehat maupun sakit.

Secara garis besar terdapat enam jenis lingzhi yang dibedakan berdasar warnanya, yaitu lingzhi merah (berkhasiat terutama untuk gangguan kesehatan yang berkaitan dengan organ jantung dan pembuluh darah), ungu (untuk gangguan yang berkaitan dengan persendian), hijau (untuk lever), putih (untuk paru-paru dan kulit), kuning (untuk limpa), hitam (untuk ginjal dan otak).

Lingzhi juga memiliki aroma khas (langu dalam bahasa Jawa), sisi atas payung berwarna merah mengilat, semakin ke tepi warnanya semakin muda. Tepinya berwarna putih, begitu juga sisi bawahnya.

Meski setiap jenis memiliki khasiat utama pada organ yang berbeda, secara umum semua jenis lingzhi berfungsi sebagai adaptogen yang mampu menormalkan berbagai gangguan fungsi tubuh. Kemampuannya memperbaiki baiki sirkulasi darah ikut meningkatkan kandungan oksigen dalam sel.

Kadar oksigen yang tinggi inilah yang menjadikan tubuh tetap segar berstamina. Jamur ini juga sering dimanfaatkan untuk melawan kanker.

Taichi dan Chikung Bisa Juga

Selain memanfatkan khasiat herba, orang Cina juga pintar mengolahraga dan jiwa dalam menjaga stamina, di antaranya taichi dan chikung. Sebuah studi klinis di Amerika melaporkan, senam taichi mampu memberikan energi alami yang membuat tubuh tetap bugar sehingga stamina selalu prima.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Traditional Therapy, November lalu, diungkapkan bahwa efek positif taichi terasa meski baru latihan sehari. Latihan taichi dinilai mampu membantu menjaga keseimbangan dan ketenangan, setelah melakukan gerakan sederhana selama 8 minggu.

Taichi juga terbukti meningkatkan kerja organ, bernapas lebih baik, penderita insomnia bisa tidur lebih mudah, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi situasi sulit. Akibat langsung dari taichi adalah meningkatkan kekuatan, stamina, dan kelenturan.

Latihan chikung juga dinilai mampu memberikan sekaligus mengoptimalkan kemampuan tubuh. Seperti dijelaskan penggiat ilmu kesehatan Timur dari Bandung, Sunjaya Tanujaya, latihan chikung memanfaatkan energi chi, di dunia Barat disebut bioelektrik.

Stamina menurun dan penyakit akan datang bila metabolisme chi terganggu. Chikung mampu mengembalikan keseimbangan chi agar sistem pencernaan, pernapasan, sendi, dan peredaran darah kembali normal, sehingga stamina bisa optimal.(cybermed) www.suaramedia.com

Rabu, 01 Juni 2011

Cendawan entomopatogen


Cendawan entomopatogen adalah organisme heterotrof yang hidup sebagai parasit pada serangga. [1]Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman.[2] Cendawan entomopatogen termasuk dalam enam kelompok mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida, yaitu cendawan, bakteri, virus, nematoda, protozoa dan ricketsia. [3]


Sejarah

Aristoteles ialah orang pertama yang melaporkan adanya serangga yang sekarat akibat suatu penyakit sejak sekitar 2000 tahun yang lalu. [4]A. Cendawan entomopatogen yang kini dikenal sebagai Cordyceps sinensisjuga sejak sekitar 1000 tahun yang lalu telah digunakan sebagai obat herba oleh penduduk dataran tinggi Tibetdan sekitarnya, tetapi saat itu belum diketahui informasi mengenai cendawan entomopatogen. [4] Cendawan entomopatogen yang pertama dikenal dan dilaporkan ialah Beauveria bassiana. [4] Beauveria bassiana dikenal sebagai cendawan yang menyerang serangga setelah Agostino Bassi (1773-1856) seorang bakteriologis Italiamempelajari kasus kematian pada produksi sutera yang menjadi produk penting di Italia dan Perancis pada abad 16 sampai 17 karena banyak ulat sutera mati oleh penyakit yang dikenal sebagai muskardin. [4]

Siklus hidup dan proses infeksi

Proses infeksi cendawan entomopatogen terhadap inangnya (serangga) dibagi menjadi fase parasit dan fasesaprob. [5] Penyerangan pada serangga inang dilakukan melalui penetrasi langsung pada kutikula.[4] Pada awalnya spora cendawan melekat pada kutikula, selanjutnya spora berkecambah melakukan penetrasi terhadap kutikula dan masuk ke hemosoel.[4] Cendawan akan bereproduksi di dalamnya dan membentukhifa.[4] Serangga akan mati, sedangkan cendawan akan melanjutkan siklus hidupnya dalam fase saprob.[4] Setelah tubuh serangga inang dipenuhi oleh massa miselium, tubuh tersebut akan mengeras dan berbentuk seperti mumi yang berwarna putih, hijau, atau merah muda.[4] Setelah itu spora akan diproduksi untuk menginfeksi inang lainnya. [4]

Manfaat

Cendawan entomopatogen sejauh ini telah dimanfaatkan sebagai agens pengendali hayati dan bahan obat herba. [4] Di Indonesia, agens hayati cendawan entomopatogen digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman perkebunan [6] Cendawan entomopatogen dapat pula dimanfaatkan sebagai obat herba.[4] Beberapa anggota dari Hypocreales dikenal sebagai komponen utama beberapa obat-obatan, di antaranya ialah Cordyceps sinensis, Hypocrella, dan Torubiella. [4]

Referensi

  1. ^ (Inggris)Hawksworth DL, Sutton BC, Ainsworth GC. 1983. Dictionary of The Fungi. England: Commonwealth Mycological Institute
  2. ^ a b Prayogo Y. 2006. Upaya mempertahankan keefektifan cendawan entomopatogen untuk mengendalikan hama tanaman pangan. J. Litbang Pertanian 25: 47-54
  3. ^ Santoso, T. 1993. Dasar-dasar patologi serangga.Dalam E. Martono, E. Mahrub, N.S. Putra, dan Y. Trisetyawati (Ed.). Simposium Patologi Serangga I. Yogyakarta, 12−13 Oktober 1993. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 1−15.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris)Luangsa-ard et al. 2006. The Collection, Isolation, and Taxonomy of Invertebrate-Phatogenic Fungi [Workshop Manual] Pathum Thani: NSTD
  5. ^ (Inggris)Malsam O, Kilian M, Hain R, Berg D. 1997. Biological Control. Di dalam: Anke T, editor. Fungal Biotechnology. Weinhem: Chapman dan Hall
  6. ^ Sudarmaji D, Gunawan S. 1994. Patogenisitas fungi entomopatogen Beauveria bassiana terhadap Helopeltis antoni. Jember: Balai Penelitian Kopi dan Kakao, Menara Perkebunan 62

CORDYCEPS


 CORDYCEPS CAPSULES


[Komposisi] Cordycep plus capsule Green World 
Isi : 60 kapsul
Komposisi : Cordyceps, Ginseng
Cara pemakaian : Sehari 1-2 kali, 1-2 kapsul
Harga : Rp310.500,-/botol. Belum termasuk ongkos kirim


Manfaat :
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit dan menghambat timbulnya tumor.
- Menambah tenaga, meningkatkan kualitas tidur, menghilangkan rasa letih, meningkatkan fungsi seksual.
- Membantu mengatasi berbagai penyakit pernapasan.
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai radiasi berbahaya.
- Menghambat proses penuaan tubuh.
- Menurunkan kadar lemak tak baik dalam darah.
- Antibiotik alami.
- Memperbaiki fungsi hati
- Memberi gizi pada ginjal.




Konsumen :
- Kondisi tubuh lemah, imunitas tubuh menurun, mudah terserang flu.
- Perokok berat, sering batuk dan bermasalah dengan saluran pernapasan.
- Daya seksual menurun, penderita diabetes, fungsi lever dan ginjal terganggu.
- Lemak darah tinggi atau yang mempunyai gejala cardiovasculer.
- Menjalani kemoterapi atau radioterapi.


Sejarah dan Manfaat Detil :

Ada ditemukan sejenis mahluk yang pada saat berbeda musim maka dia juga berbeda bentuk. Dia bisa sebagai hewan tetapi juga bisa sebagai tumbuhan. “Ulat di musim dingin, dan rumput di musim panas”, sepintas terbayang sosok makhluk yang aneh dengan bentuk yang dapat berubah-ubah.

Namanya adalah Tong Chong Xia Cao, biasa juga disebut sebagai obat dewa. Arti harafiahnya adalah cacing musim dingin-rumput musim panas.

Dinamakan demikian karena selama musim dingin dia berbentuk sebagai ulat didalam tanah, sedangkan pada musim panas dia muncul di atas tanah sebagai rumput.
Didalam tanah bisa bertahan selama dua tahun dan tidak makan dan tidak bernafas melainkan hanya dengan oksigen yang sangat tipis.
Cordyceps hidup di dataran tinggi Qingzhang (3500 meter di atas permukaan laut). Cordyceps ini merupakan kombinasi ulat dan rumput. Selama musim dingin, cordyceps hidup di dalam tanah seperti ulat. Pada musim panas keluar dari tanah tumbuh menjadi tanaman kecil. Cordyceps mempunyai daya hidup yang sangat kuat. Makanannya adalah akar dan batang tanaman kecil di dataran tinggi tersebut. Masa pertumbuhan di dalam tanah berlansung selama dua tahun. Cordyceps bisa bertahan tidak makan dalam waktu yang panjang. Tahan terhadap cuaca dingin dan oksigen tipis.
Dalam bahasa latinnya disebut sebagai Cordyceps. Sejak dulu kala dia dikenal sebagai obat paru-paru. Dan terkenal sebagai obat asma, bronchitis, batuk dan lain-lain, serta sakit saluran napas. Hal ini sudah tercatat dalam kitab pengobatan cina sejak 1757 sampai kira-kira 1759. Pengobatan tradisional China banyak menggunakan berbagai bahan alami untuk mengobati penyakit, salah satunya menggunakan Cordyceps Sinensis. Cordyceps Sinensis, dikenal dengan sebutan ‘jamur ulat dari China’ adalah tumbuhan yang termasuk family ergot. Dalam bahasa Mandarin, jenis jamur sangat langka ini juga dikenal dengan sebutan dong chong xia chao (Ulat Musim Dingin dan Rumput Musim Panas). Dikenal juga dengan nama aweto di bagian lain China atau Yarchagumba di Tibet. Termasuk dalam klasifikasi jamur, kandungan nutrisi dan zat-zat aktif di dalam Cordyceps memiliki beragam khasiat secara farmakologi yang berhubungan dengan hampir semua sistem di dalam tubuh manusia. Cordyceps Sinensis adalah spesies jamur yang tumbuh di daerah pegunungan sebelah Tenggara China, dan hanya bisa ditemukan pada ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut. Spora dari
Cordyceps Sinensis bertebaran dan menyebar oleh tiupan angin pada akhir musim gugur setelah tumbuhan menjadi dewasa. Spora tersebut masuk ke dalam larva (ulat) Hepialidae (sejenis ngengat/kupu-kupu) serta menjadikan tubuh larva tersebut sebagai inang. Secara perlahan spora tersebut menghisap nutrisi larva tersebut untuk menghidupi akar-akarnya. Jamur Cordyceps tumbuh di atas tubuh inangnya hingga larva tersebut mati. Dari bagian kepala larva yang mati tersebut akan muncul badan jamur berwarna coklat tua, sepanjang 3-5 cm. Diperlukan waktu sekitar 6 tahun bagi Cordyceps untuk melengkapi siklus hidupnya. Siklus hidup yang sangat lama tersebut menjadikan Cordyceps tumbuhan yang sangat langka sehingga harganya pun menjadi sangat mahal.
Praktisi pengobatan herbal tradisional China percaya bahwa Cordyceps memiliki kemampuan untukmenyembuhkan hampir semua penyakit. Namun, selama berabad-abad, Cordyceps hanya digunakan secara eksklusif oleh para kaisar di China karena sangat langka dan harganya yang sangat mahal. Hal ini telah membuat Cordyceps Sinensis menjadi sangat terkenal serta serta menjadikannya sebagai bahan obat bernilai tinggi dalam tradisi China.
Legenda mengatakan bahwa orang-orang Yung, yang merupakan kaum pengelana, pertama kali menemukan Cordyceps ribuan tahun yang lalu di dataran tinggi di daerah mereka dan menganggapnya sejenis rumput. Orang-orang Yung mengamati bahwa hewan-hewan yang memakan sejenis rumput berbentuk seperti jamur kecil tersebut menjadi begitu energik dan tangkas. Bahkan hewan ternak sapi yang sudah tua pun menunjukkan tanda-tanda peningkatan kekuatan fisik. Didorong rasa penasaran, orang-orang Yung lalu mengambil tumbuhan tersebut dan setelah mengkonsumsinya mendapati gejala yang mirip dengan hewan-hewan yang memakan rumput tersebut. Sejak saat itu khasiat Cordydeps mulai menyebar ke penduduk daerah lainnya. Di antara golongan masyarakat yang mulai menggunakan Cordyceps untuk pengobatan adalah kaum herbalis di China. Mereka menggunakan Cordyceps untuk mengobati berbagai keluhan sakit pada manusia. Namun, kelangkaan jamur ini menyebabkan harganya menjadi sangat mahal sehingga penggunaan Cordyceps untuk pengobatan hanya terbatas pada kaum kaya dan elit kerajaan saja. Cordyceps Sinensis tumbuh secara liar di dataran tinggi Tibet, di ketinggian lebih dari 5000 meter di atas permukaan laut. Kadar oksigen yang rendah pada ketinggian ini dengan iklim yang ekstrim serta kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, membuat hanya segelintir spesies yang bisa hidup karena mampu bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan yang keras, termasuk Cordyceps Sinensis. Semakin keras
dan ekstrim kondisi lingkungan dimana Cordyceps tumbuh, semakin tinggi kualitasnya.
Para pencari Cordyceps telah lama menganggap jamur ini sebagai ‘obat dewa’ dan nilainya lebih tinggi dari emas murni. Masa panen Cordyceps hanya berlangsung relatif singkat, sekitar 4 minggu di bulan Mei dan Juni.
Para pencari Cordyceps yang telah berpengalaman hanya bisa mengumpulkan kurang dari
10 Cordyceps sehari. Jumlah Cordyceps dengan kualitas paling tinggi yang bisa dikumpulkan dalam setahun dari seluruh dunia hanya sekitar 330kg (660 pounds) saja. Hal ini menjadikan Cordyceps sebagai jamur yang sangat langka dan sangat bernilai sehingga hanya bisa dinikmati dan menjadi hak eksklusif kalangan elit kekaisaran China. Di jaman China kuno, Cordyceps hanya digunakan di kalangan istana kaisar dan dianggap memiliki khasiat seperti ginseng yang bisa memulihkan kesehatan tubuh.
Cordyceps digunakan untuk memulihkan kondisi tubuh setelah sakit dalam jangka waktu lama, mengobati lemah syahwat dan impotensi, nyeri syaraf, nyeri punggung, kelelahan fisik, berkeringat di malam hari, gangguan pernafasan, gula darah tinggi, gangguan dan gagal ginjal, penyakit jantung, gangguan hati, meningkatkan vitalitas dan ketahanan tubuh, menenangkan pikiran, mengurangi batuk, anemia, dan insomnia. Pada abad ke-2 sebelum Masehi, kaisar pertama China menggunakan Cordyceps untuk tujuan panjang umur. Wanita cantik China legendaris Yang Kue-fei (701-756 M) juga menggunakan Cordyceps secara rutin dan menganggapnya sebagai obat awet muda. Sejarah pemakaian Cordyceps sebagai herbal antipenuaan dalam pengobatan tradisional China telah ada sejak tahun 1700 SM. Pada periode Dinasti Chin, diceritakan bahwa sang kaisar menyerahkan sejumlah emas untuk memperoleh sejenis jamur untuk pemakaian selama tiga hari. Cendekiawan Tibet juga telah menulis tentang Cordyceps secara rinci pada naskah abad ke-15 dan abad ke-18. Baru pada tahun 1726, dalam sebuah pertemuan ilmiah Cordyceps diperkenalkan ke benua Eropa.
Cordyceps Sinensis yang tumbuh alami memerlukan waktu sekitar 6 tahun untuk melengkapi siklus hidupnya, yang menyebabkan ketersediaannya sangat terbatas sehingga harganya menjadi sangat tinggi.
Khasiat Cordicep
1. Untuk darah
Ø Anti pembekuan darah dalam pembuluh darah jantung
Ø Meningkatkan proses produksi sel darah putih
Ø Menekan terjadinya penumpukan trombosit (sampai >48%)
Ø Memperbaiki kondisi tubuh dan mencegah penyakit menjadi lebih parah
Ø Menurunkan lemak darah
2. Untuk paru-paru
Ø Mengatasi gangguan sistem pernapasan seperti batuk tidak bertenaga, nafas pendek, bengek, asma, masuk angin berkeringat, TBC, dan penyakit paru lainnya)
Ø Mengatasi serta memperbaiki fungsi gaya mekanik sel paru-paru
Ø Memperbesar pembuluh darah, sehingga meningkatkan pasokan darah ke paru-paru
Ø Memperbaiki daya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang menyeluruh terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan
3. Untuk kanker
Ø Mengendalikan kanker stadium lanjur dan melawan tumor
Ø Memberikan efek penyembuhan konvensional yang ideal bagi penderita tumor otak tak ganas
4. Untuk jantung
Ø Memperbesar pembuluh darah, sehingga meningkatkan pasokan darah ke jantung dan menambah volume darah dalam pembuluh jantung
Ø Memberikan efek penyembuhan dan pemulihan yang stabil
Ø Menyeimbangkan zat kalsium dan fosforisasi
5. Untuk hati
Ø Memiliki daya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang menyeluruh terhadap hati
Ø Langsung memperbaiki fungsi gaya mekanik sel hati dan mencegah sirosis hati
6. Untuk ginjal
Ø Memiliki daya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang menyeluruh terhadap ginjal
Ø Memperbaiki kemampuan mekanisme sel struktur ginjal dan mengatasi lemah ginjal
Ø Memperbaiki kerusakan ginjal akibat pemakaian obat-obatan
Ø Melancarkan air seni dan mengatasi sering kencing malam
Ø Menekan infeksi kronis dan penyakit darah fosfor tinggi
7. Untuk kulit
Memberikan daya pemulihan efektid terhadap penyakit bercak ungu akibat trombosit
8. Untuk pinggang
Mengatasi pegal dan lemah tungkai
9. Untuk seks
Mengatasi ejakulasi dini
10. Untuk organ tubuh secara keseluruhan
Ø Merupakan antibiotik alami kadar tinggi
Ø Anti terhadap berbagai macam virus penyebab penyakit organ tubu
Ø Pemusnah racun
Ø Mengatasi pengaruh obat kimia
Ø Mengeluarkan kotoran beracun dan sisa obat yang bersifat racun dari dalam tubuh
Ø Menurunkan peradangan (kemampuannya melampaui hydroconized pine)
Ø Memperbaiki metabolisme secara menyeluruh
Ø Mengatur kekebalan tubuh secara alami, meningkatkan dan mengendalikan kekebalan tubuh yang berlebihan
Ø Memiliki daya penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh terhadap organ tubuh
Ø Mencegah timbulnya penyakit dan memulihkan kesehatan
Ø Meningkatkan daya tahan sel tubuh terhadap proses oksidasi
Ø Menekan rasa lelah (kelemahan fisik)
Ø Menenangkan
11. Untuk usia
Dengan manfaat terhadap organ tubuh secara keseluruhan maka usia kesehatan kita pun dapat menjadi lebih panjang.

Ginseng 

Ginseng  pada obat herbal Cordycep plus capsule:

1. dapat membantu meningkatakan sisitem kekebalan tubuh. 

2. Beberapa ahli obat herbal menyampaikan bahwa tanaman ginseng bisa meningkatakan kualitas hidup. 

3. karakter adaptogenik pada ginseng mendorong, merangsang, orang terus muda, sedangkan pada orang tua, biasa memulihkan beberapa sel-sel rusak pada badan

 4. Ginseng juga dapat menolong anda melawan flu serta penyakit infeksi yang lainnya.

5. Pertumbuhan jenis tertentu pada sel kanker dapat di tambah oleh ginseng. 

6. Chinese Medicine journal melaporkan ginsenosides memiliki efek anti tumor serta dapat mengindukasi keruasakan pada sel-sel nuroblastoma.

7.  Selain itu ginseng juga berfungsi dalam menghambat perkemangan siklus sel, sehingga dapat memperhambat pertumbuhannya sel kanker



KABAR GEMBIRA UNTUK PEMINAT CORDICEP DI INDONESIA .... SEKARANG HERBAL MAHAL INI DI SAJIKAN UNTUK ANDA DENGAN HARGA SANGAT TERJANGKAU .....