Jumat, 22 Juli 2011

Cordyceps, Rahasia Stamina Kuat


Cordyceps, Rahasia Stamina Kuat


Jumat, 17 Juli 2009 | 19:22 WIB


Jamur cordyceps yang langka.

KOMPAS.com - Selama berabad-abad, masyarakat Cina mulai dari pelosok desa hingga istana Kaisar sudah memanfaatkan jamur sebagai ramuan penuh khasiat. Di antara berbagai jenis jamur yang tumbuh di sana, Cordyceps sinensis menempati tempat tinggi dalam ilmu pengobatan Cina.


Cordyceps sinensis merupakan jamur langka yang hanya tumbuh di dataran tinggi Tibet. Ia memerlukan waktu 5-7 tahun untuk melengkapi siklus hidupnya. Cordyceps bersifat endoparasitoid, menumpang pada serangga dan hewan artropoda, termasuk kaki seribu.

Coryceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan berbagai rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup. Selain lezat, juga penuh khasiat. Ilmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan orang mengonsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.


Sayang, harga jamur ini sangat mahal, konon lebih berharga dari emas. Karena langka dan harganya sangat mahal, hanya kalangan istana Kaisar saja yang memanfaatkan jamur ini.

eiring dengan perkembangan zaman, inovasi pun terus dilakukan. Lewat penelitian biologis dan uji klinis selama lebih dari 200 cordyceps yang dikumpulkan dari seluruh pelosok Cina, para peneliti berhasil memperoleh strain Cs-4 dari jamur mycelia cordyceps yang punya khasiat setara dengan jamur yang tumbuh alami di dataran tinggi Tibet. Kini manfaat dari jamur tersebut bisa kita dapatkan dalam bentuk kapsul suplemen. Dr.Jia-Shi Zhu,Senior Director of clinical affair and pharmacology dari Pharmanex, mengatakan penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps. Namun, berbeda dari kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan adanya peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Zhu.


Scientists discover how wild mushroom cancer drug works






Scientists have discovered how a promising cancer drug, first discovered in a wild mushroom, works.

The University of Nottingham team believe their work could help make the drug more effective, and useful for treating a wider range of cancers.

Cordycepin, commonly used in Chinese medicine, was originally extracted from a rare kind of parasitic mushroom that grows on caterpillars.

The study will appear in the Journal of Biological Chemistry.

The cordyceps mushroom has been studied by medical researchers for some time



- the first scientific publication on cordycepin was in 1950. However, although the drug showed great promise, it was quickly degraded in the body. It can be given with another drug to combat this - but the second drug can produce side effects that limit its potential use. As a result, researchers turned their

interest to other potential candidate drugs, and exactly how cordycepin worked on the body's cells

remained unclear.

http://newsimg.bbc.co.uk/shared/img/o.gif


Researcher Dr Cornelia de Moor said: "Our discovery will open up the possibility of investigating the range of different cancers that could be treated with cordycepin.

"It will be possible to predict what types of cancers might be sensitive and what other cancer drugs it

may effectively combine with. "It could also lay the groundwork for the design of new cancer drugs

that work on the same principle."

The researchers have also developed a method to test how effective the drug is in new preparations,

and combinations with other drugs, which might solve the problem of degradation more satisfactorily.

Dr De Moor said: "This is a great advantage as it will allow us to rule out any non-runners before

anyone considers testing them in animals." The Nottingham team observed two effects on the

cells - at a low dose cordycepin inhibits the uncontrolled growth and division of the cells, and at high

doses it stops cells from sticking together, which also inhibits growth.


Both of these effects probably have the same underlying mechanism - that cordycepin interferes with how cells make proteins.

At low doses cordycepin interferes with the production of mRNA, the molecule that gives instructions

on how to assemble a protein. And at higher doses it has a direct impact on the making of proteins.

Professor Janet Allen is director of research at the Biotechnology and Biological Sciences Research

Council, which funded the study. She said: "This project shows that we can always return to asking

questions about the fundamental biology of something in order to refine the solution or resolve

unanswered questions. "The knowledge generated by this research demonstrates the mechanisms

of drug action and could have an impact on one of the most important challenges to health."

Source : http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/8428340.stm

Mengungkap Rahasia Kebugaran Bangsa Cina


Hampir seluruh dunia mengakui Cina merupakan negara kaya dengan beragam bahan alami yang dipercaya mampu mendongkrak stamina.

Lihat saja betapa atlet-atlet Negeri Tirai Bambu mampu berprestasi di tingkat internasional, dengan mengandalkan khasiat beragam bahan alami agar berstamina prima. Apa saja semua itu?

Hampir di setiap ajang Olimpiade digelar, atlet-atlet Cina selalu mampu bersaing, bahkan berhasil memecahkan beberapa rekor dunia.


Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, Cina memiliki sumber daya alam luar biasa berbagai sumber alami yang mampu meningkatkan stamina dan tubuh bugar. Kenyataan inilah yang kemudian melahirkan beragam cerita yang berkembang hingga sekarang dan tersebar ke penjuru dunia.

Hal ini tentu tidak terlalu mengejutkan karena sudah menjadi tradisi bahwa pengobatan tradisional Cina memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya batas antara makanan dan obat-obatan sangat kabur. Banyak tanaman obat yang digunakan untuk memasak dan banyak makanan memiliki sifat obat.

Doping jamur

Dalam sejarahnya, obat-obatan tradisional didasarkan pada resep rahasia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu ramuan tradisional asal Cina yang berasal dari produk daging babi yang telah dikeringkan diyakini memiliki kandungan clostebol, sejenis zat aktif bersifat doping, penambah stamina. Ada beberapa jenis herba atau tanaman obat yang diyakini mampu meningkatkan stamina seperti cordyceps, tanaman semak Eleutherococcus senticosis, dan jamur lingzhi.

Seperti diungkapkan DR. Quentin Chen, ahli kedokteran Cina dari Wellness Traditional Medicine, Sydney, Australia, salah satu kunci kehebatan atlet-atlet Cina adalah kemampuannya menjaga stamina, meski telah menjalani latihan yang menguras tenaga. Rahasianya adalah jamur cordyceps.

Jamur yang juga disebut dengan Cordyceps sinensis ini merupakan jamur yang tumbuh liar di daerah barat daya Cina. Dalam bahasa Cina, tumbuhan tersebut dinamakan Dong Chong Yia Cao atau winter warm summer grass, yang berarti herbal musim dingin dengan kehangatan musim panas.

Cordyceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup.

Selain lezat, sup ini juga penuh khasiat. llmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan konsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.

Mengutip Quentin Chen yang juga mempelajari dan meneliti jamur ini sejak beberapa tahun lalu, di Cina permintaan akan cordyceps ini selalu meningkat setiap tahunnya. Apalagi setelah beberapa fakta medis mengungkapkan bahwa keberhasilan para atlet Cina meraih prestasi tertinggi salah satunya karena konsumsi jamur jenis ini.

Menurut peraih gelar doktor medis Barat sekaligus pengobatan tradisional Cina dari Sydney University clan WIT University Melbourne ini, penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps.

Berbeda dengan kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Quentin.

Wujiaseng dan Lingzhi

Selain jamur cordyceps, bahan alami lain yang biasa dimanfaatkan bangsa Tiongkok untuk menjaga stamina adalah herba bernama Eleutherococcus senticosis (wujiaseng atau ciwuja dalam bahasa Cina) dengan bahan aktif ciwujianosides. Herba ini termasuk spesies kecil, semak berkayu dalam keluarga asli Araliaceae yang hidup di daratan Cina. Kemampuannya diidentikkan dengan gingseng.

Tiga bahan aktif di dalam wujiaseng, yakni ginsenosides, eleutherosides, dan ciwujianosides merupakan komponen utama yang disebutkan dapat memberikan efek antistres. Dengan demikian, dapat membantu atlet meningkatkan stamina serta mengurangi rasa letih, sehingga disimpulkan dapat meningkatkan performa dan stamina.

Jamur Lingzhi

Jamur lingzhi, dalam buku pengobatan Tiongkok kuno dijuluki "Jamur dewa" dan menempatkannya pada peringkat pertama di antara seluruh bahan obat yang dikenal saat itu (baik dari golongan hewan, tumbuhan, maupun bahan lainnya). Lingzhi (nama lainnya reishi) aman dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan wanita hamil, dalam kondisi sehat maupun sakit.

Secara garis besar terdapat enam jenis lingzhi yang dibedakan berdasar warnanya, yaitu lingzhi merah (berkhasiat terutama untuk gangguan kesehatan yang berkaitan dengan organ jantung dan pembuluh darah), ungu (untuk gangguan yang berkaitan dengan persendian), hijau (untuk lever), putih (untuk paru-paru dan kulit), kuning (untuk limpa), hitam (untuk ginjal dan otak).

Lingzhi juga memiliki aroma khas (langu dalam bahasa Jawa), sisi atas payung berwarna merah mengilat, semakin ke tepi warnanya semakin muda. Tepinya berwarna putih, begitu juga sisi bawahnya.

Meski setiap jenis memiliki khasiat utama pada organ yang berbeda, secara umum semua jenis lingzhi berfungsi sebagai adaptogen yang mampu menormalkan berbagai gangguan fungsi tubuh. Kemampuannya memperbaiki baiki sirkulasi darah ikut meningkatkan kandungan oksigen dalam sel.

Kadar oksigen yang tinggi inilah yang menjadikan tubuh tetap segar berstamina. Jamur ini juga sering dimanfaatkan untuk melawan kanker.

Taichi dan Chikung Bisa Juga

Selain memanfatkan khasiat herba, orang Cina juga pintar mengolahraga dan jiwa dalam menjaga stamina, di antaranya taichi dan chikung. Sebuah studi klinis di Amerika melaporkan, senam taichi mampu memberikan energi alami yang membuat tubuh tetap bugar sehingga stamina selalu prima.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Traditional Therapy, November lalu, diungkapkan bahwa efek positif taichi terasa meski baru latihan sehari. Latihan taichi dinilai mampu membantu menjaga keseimbangan dan ketenangan, setelah melakukan gerakan sederhana selama 8 minggu.

Taichi juga terbukti meningkatkan kerja organ, bernapas lebih baik, penderita insomnia bisa tidur lebih mudah, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi situasi sulit. Akibat langsung dari taichi adalah meningkatkan kekuatan, stamina, dan kelenturan.

Latihan chikung juga dinilai mampu memberikan sekaligus mengoptimalkan kemampuan tubuh. Seperti dijelaskan penggiat ilmu kesehatan Timur dari Bandung, Sunjaya Tanujaya, latihan chikung memanfaatkan energi chi, di dunia Barat disebut bioelektrik.

Stamina menurun dan penyakit akan datang bila metabolisme chi terganggu. Chikung mampu mengembalikan keseimbangan chi agar sistem pencernaan, pernapasan, sendi, dan peredaran darah kembali normal, sehingga stamina bisa optimal.(cybermed) www.suaramedia.com